Makam Sultan Sulaiman, Saksi Kejayaan Kerajaan Johor Riau Lingga Pahang

dsc_3250

Makam Sultan Sulaiman yang terletak di kampung bulang di hulu sungai carang  adalah salah satu jejak sejarah kejayaan Kesultanan Johor-Riau-pahang-lingga  yang masih tersisa hingga saat ini, selain itu ada Kota Rebah yang hanya tertinggal puing puing tembok yang tidak terawat di tepian sungai carang yang terletak 6 kilometer dari pusat kota tanjungpinang. Sultan Sulaiman di kenal sebagai anak dari Sultan Abdul Jalil Riayat Syah, Sultan Kerajaan Johor Riau Pahang.

 

Pada saat Sultan Abdul Jaili Riayat Syah masih berkuasa, terjadi perebutan kekuasan dengan raja Kecil, hingga akhirnya beliau terbunuh. Sultan Sulaiman Meminta bantuan kepada 5 orang bangsawan Bugis untuk merebut kembali kekuasaan ayahanda, diantaranya ialah Daeng Marewa, Daeng Celak, Daeng Perani, Daeng Menambun, dan Daeng Kemasi. Sultan Sulaiman berhasil merebut kembali tampuk kekuasaan kerajaan dari raja kecil tersebut, sehingga raja kecil melarikan diri ke Siak. Oktober 1722 Sultan Sulaiman  kembali memimpin kerajaan yang berpusat di hulu Riau sungai carang dengan wilayah kekuasan meliputi Johor-Riau-Lingga-Pahang hingga 1760.

 

Bukan tanpa alasan Sungai carang menjadi pilihan tempat pelaksanaa Festival Bahari Kepri beberapa waktu yang lalu, disanalah Kejayaan sejarah kerajaan Bahari negeri ini tersimpan. Festival Bahari KEPRI  menjadi momentum sangat berarti untuk mengingatkan  kembali  masyarakat KEPRI khususunya,  Indonesai dan dunia pada umumnya atas nilai sejarah yang ada di Sungai Carang tersebut, sejarah kesultanan yang berpengaruh di selat malaka pada waktu itu.